Januari ke Sembilan. Persis sekarang
adalah benar-benar pada masa transisi. Segalanya berubah, dan juga yakin bahwa
kesemua adalah kehendak-Nya. Melawan? Tentu sia-sia. Aku ingat betul, salah
seorang guruku pernah berkata bahwa jadilah pribadi yang beserah. Sekali
kuulangi dengan tegas pada diriku sendiri “Jadilah Pribadi yang Berserah”.
Karena pribadi yang berserah adalah memiliki semua apa yang dimiliki oleh Tuhan.
Ternyata sungguh indah, dan
benar-benar indah. Buktinya adalah sekarang aku masih bisa menghela nafas-nafas
kecilku dalam sela-sela masalahku. Lebih tepatnya adalah ujian kehidupan yang
Tuhan berikan langsung kepadaku. Tentu berpikir bahwa ini adalah proses
pendewasaan menuju kematangan yang sebenarnya. Ibarat sebuah permata yang
nilainya begitu amat mahal. Tapi bagaimana untuk menjadi yang bernilai mahal,
maka harus melalui beberapa proses tahapan. Dan menganggap bahwa ini adalah
tahapan kehidupanku.
Kepada mereka, terimakasih terdalam
karena sampai saat ini masih memberi kekuatan yang tak terbatas. Dan sangat
percaya bahwa tangan Tuhan akan bekerja sebagaimana mestinya untuk membalas
seluruhnya. Tidak tahu harus bagaimana, tapi syukur ini tetap harus aku
hadirkan pada Sang Pemilik Jagat Raya. Dengan segala kerendahan hati sembari
memohon bukan untuk mengurangi beban ini, tapi bermohon untuk tetap kuatkan
pundak ini. Pundak yang selalu memikul beban tapi juga didalamnya mengalir
doa-doa yang tidak pernah putus dari yang dicintai dan mencintai, Dialah Ibu,
seluruh keluarga dan beberapa lainnya. Dan sampai saat ini, kalian adalah masih
dan tetap akan menjadi sumber-sumber kekuatan itu.
Kini hanya bagaimana berfokus untuk
masa mendatang yang lebih baik. Harus meninggalkan dan juga menanggalkan
masalalu, sembari tetap mengintisarikan hikmah-hikmah yang terkandung
didalamnya. Sehingga semakin menguatkan hati dan juga jiwa dalam keberserahan
Tuhan. Sehingga juga menjadikan diri semakin patuh pada alur-alur indah
kepemilikan Tuhan.
Berharap setelah januari ke sembilan
ini, segalanya semakin lebih dimudahkan. (Tanpa Terkecuali). Begitu juga dengan
jiwa-jiwa pembaca barisan bait kata-kata ini. Karena kita adalah bahagian dari
wewenang Tuhan yang diharuskan untuk berwenang dalam kebaikan dan tidak
diwenangkan untuk bertindak sewenang-wenang. Terimakasih Rabbi, sungguh Pemilik
Keindahan lagi Maha Mengindahkan jiwa-Mu yang indah ini.
Januari 9st, 2015
-Prastyawan Erick-
Tidak ada komentar